Manchester United
SELAMAT DATANG, SEMOGA BERMANFAAT

Thursday 22 November 2012

DESINFEKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN SENYAWA KHLOR.


Pemakaian gas khlor sebagai bahan desinfeksi untuk air minum perlu penanganan yang lebih efektif mengingat daya reaktifitas dan toksisitasnya yang tinggi. Pemakaian gas khlor masih perlu mendapat kajian yang lebih teliti dimana gas khlor dalam kinerjanya akan menghasilkan zat sisa dan tidak efektif dalam kasus- kasus tertentu misalnya:

1.     Gas khlor dapat menimbulkan rasa dan bau yang khas sehingga dapat mengurangi estetika dan visual air, hal ini dapat diminimalisir dengan menggunakan karbon aktif.
2.     Reaksinya dengan zat organik (NH3) berlebih akan bereaksi membentuk ammonium khlorida dan gas nitrogen, jika chlorine yang berlebih akan membentuk Nitrogen khlorida yang bersifat explosive.
3.     Sebagian besar zat organik yang terdapat dalam berbagai jenis air adalah berupa zat humus. Konsentrasi asam humus dan asam flufik kadang-kadang relatif besar. Zat humus di dalam air menyebabkan warna kuning (warna sejati) yang dikenal dengan “air gambut” yang dapat dipulihkan (dipudarkan) oleh oksidasi sebagian 
Selain itu asam humus dan asam flufik mengandung grup Keto yang dapat menyebabkan terbentuknya “haloform”setelah bereaksi dengan klor/senyawa klor. 
Dengan cara ini senyawa haloform seperti kloroform (CHCl3); monobromodiklorometan (CHCl2Br); dibromomonoklorometan (CHClBr2) dan bromoform (CHBr3) dengan kondisi tertentu dapat terbentuk, sebagai produk samping klorinasi yang dikenal dengan “THMs (trihalomethanes)“, dimana senyawa ini dikatagorikan “karsinogenik(penyebab kanker). Tri halometan merupakan produk samping desinfeksi. Klor terlarut/Hipoklorit dapat bereaksi dengan zat organik (karbon organik, C – org.) dalam air yang didesinfeksi dengan klor, sehingga menjadi senyawa organik terkhlorinasi, seperti THM, chlorophenoles.
Oleh karena itu reaksi haloform tidak diinginkan terjadi. Pembentukan haloform dipengaruhi oleh :
1.   Konsentrasi zat-zat organik → konsentrasi yang tinggi menaikkan kandungan haloform
2.   pH → pH lebih tinggi, reaksi haloform lebih baik.
3.   Dosis klor → lebih tinggi menyebabkan kemungkinan haloform terbentuk lebih besar.
4.   Reaksinya dengan air yang mengandung warna tinggi (Tannin dan Lignin) akan membentuk senyawa klorolignin sangat sulit didegradasi karena mengandung senyawa organik terklorinasi dengan berat molekul yang tinggi, dimana pada badan air penerima dapat terurai menjadi senyawa klorolignin dengan berat molekul lebih rendah yang bersifat lebih toksik, mutagenik dan karsinogenik
5.   Gas klor tidak efektif dalam membunuh protozoa Cryptosporidium-c. Mikroba dari grup protozoa ini mampu membentuk spora di usus halus manusia lalu menghalangi penyerapan air sehingga penderitanya menjadi haus terus. Mikroba ini tahan dalam air mendidih lebih dari sepuluh menit tetapi parasit ini dapat mati oleh ozon. (Kasus terjadi di sebuah kota San Paolo yang air ledengnya diambil dari Danau Chavez yang tercemar berat. Ribuan orang lantas sakit dan ratusan tewas).
6.   Gas khlor tidak efektif dalam membunuh virus Hepatitis A meskipun bakteri mati oleh desinfektan ini. Masa inkubasi penyakit ini berkisar antara 1-2 bulan setelah terkena infeksi yang ditandai dengan demam yang disertai rasa mual dan muntah. Hati penderita menjadi bengkak, bola mata pun menjadi kuning. Warna kuning ini bisa menjalar ke permukaan kulit. Tubuh akan melemah, menjadi kurus dan perut membuncit. (Kasus di sungai Jamuna, India).
7.   Air olahan dengan kadar sisa khlor 0.5 – 1.5 ppm tidak cocok digunakan dalam hal – hal tertentu bahkan tidak dianjurkan.
8.  Untuk menjaga kualitas air perpipaan, keberadaan sisa khlor sangat diperlukan dalam suatu sistem jaringan distribusi karena dapat mengurangi risiko tumbuhnya mikroba dan terjadinya kontaminasi. Sisa khlor pada sistem jaringan distribusi harus dijaga pada konsentrasi 0,2-0,5 mg/lt. Pengaruh jarak pengaliran air minum terhadap sisa khlor dan angka MPN Coliform air minum sangat berpengaruh. Dalam penelitian di PDAM Buntok, Kalimantan Tengah, dengan observasional analitik yang dilakukan secara cross sectional dengan variabel bebas jarak pengaliran dan variabel terikat angka MPN Coliform serta nilai sisa khlor. Sampel penelitian diambil secara acak pada pelanggan PDAM Buntok. Pengaruh jarak pengaliran terhadap sisa khlor dan angka MPN Coliform, masing-masing dianalisis dengan uji stastistik regresi linier. Kadar sisa khlor pada PDAM Buntok adalah 1,0 mg/lt dengan angka MPN Coliform nol. Pada jarak 2 Km, sisa khlor sebesar 0,5 mg/lt dengan angka MPN Coliform nol. Pada jarak 4 km, sisa khlor sebesar 0,3 mg/lt dengan angka MPN Coliform nol. Pada jarak 6 km, sisa khlor sebesar 0,1 mg/lt dengan angka MPN Coliform sebesar 7,8 per 100 ml air. Sementara itu pada jarak 8 km sisa khlor dengan MPN Coliform sebesar 55,6 per100 ml air dan pada jarak 10 km sisa khlor nol dengan angka MPN Coliform sebesar 133,8 per 100 ml air. Pada jarak pengaliran terhadap MPN Coliform dengan uji regresi linier ap<0,01 dan terhadap sisa khlor uji regresi linier p<0,01. Disimpulkan bahwa faktor jarak pengaliran air minum berkorelasi terhadap angka MPN Coliform semakin meningkat, namun sebaliknya dengan sisa khlor semakin berkurang. Untuk itu perlu diadakan pos khlorinasi pada jarak tertentu, untuk menjaga sisa khlor pada jaringan distribusi.
9.   Frekuensi pemakaian desinfektan alternatif gas klor yaitu kaporit maupun sodium hipochlorit harus diatur sedemikian rupa supaya tidak lebih dari batas “kadaluarsa”. Apabila larutan disimpan terlalu lama, umumnya kadar khlornya berkurang antara 2 – 4% per bulan pada temperatur kamar . Penyimpanan yang terlalu lama pada bahan kimia cair terutama kaporit juga akan mengurangi gugus aktif khlor sehingga daya desinfeksi berkurang.
Temperatur (oC)
10
15
20
25
30
35
Kehilangan kadar klor aktif (g/L ) per hari
0,1
0,4
1,1
2,0
3,2
5,6

CHLORINE DIFFUSER
Salah satu upaya meningkatkan kualitas air secara mikrobiologi adalah dengan desinfeksi. Adapun desinfeksi ini dimaksudkan untuk membunuh bakteri pathogen (penyebab penyakit) yang penyebarannya melalui air
dengan cara :
  1. Kimia
    Dengan penambahan bahan kimia, seperti : kaporit, Ozone
2. Fisik
Yaitu dengan pemanasan dan penggunaan sinar ultr violet.
Bahan kimia yang paling banyak digunakan untuk mendesinfeksi air   adalah CHLOR dan senyawa chlor yang disebut CHLORINASI. Chlorinasi di Indonesia biasanya menggunakan KAPORIT (Ca(OCl)2), karena murah murah, mudah didapat dan mudah penanganannya. Untuk memudahkan dalam membubuhkan kaporit ke dalam air maka dibuatlah suatu alat pembubuh kaporit yang disebut CHLORINE DIFFUSER.
ASPEK-ASPEK DESINFEKSI
Kecepatan dan keampuhan disinfektan tergantung dari beberapa faktor, yaitu
1. Jenis
    Jenis mikroorganisme mempunyai kepekaan tertentu terhadap disinfektan.
2. Jumlah
    Jumlah mikroorganisme yang besar terutama yang pathogen akan              memerlukan  dosis disinfektan yang besar pula.
3. Umur
    Umur mikroorganisme akan berpengaruh pula terhadap efektifitas   disinfektan.
4. Penyebaran
Mikroorganisme yang menyebar akan mudah ditembus oleh disinfektan
5. Waktu kontak
Untuk dapat bergfungsi dengan optimal, disinfektan harus mempunyai     waktu kontak yang cukup dengan air yang diproses.
PRINSIP KERJA CHLORINE DIFFUSER
1. Pembubuhan kaporit secara perlahan pada sarana air bersih.
2. Terjadinya diffuse (pencampuran) kaporit dalam tabung dengan air secara   perlahan.
3. Pengaturan kadar chlor yang keluar sesuai kebutuhan.
CARA PEMBUATAN
  1. Bahan-bahan
    Pipa PVC 2 “, panjang 50 cm
    Pipa PVC 1 ¼ “, panjang 35 cm
    Dop PVC 2” dan  1 ¼ “ masing-masing 2 buah
    Pasir kasar yang bersih dan kering 6 gelas
    Paku reng bamboo / jeruji sepeda
    Tali plastic
    Kaporit ½ gelas
2. Cara Perakitan
Lubangi pipa PVC yang besar dan yang kecil masing-masing sebanyak 5 buah lubang dengan menggunakan paku reng bamboo atau jeruji sepeda. Pemberian lubang ini merata dari atas ke bawah pada seluruh sisi pipa. Lubangi pula semua dop PVC masing-masing 1 buah lubang.
Siapkan tali plastic panjang 30 cm, buatlah lubang pada jarak 5 cm pada kedua sisi pipa yang besar. Selanjutnya masukkan ujung tali plastic untuk dibuat simpul mati dan tutup pula dengan dop. Buatlah campuran 1 gel;as pasir dan ½ gelas kaporit. Masukkan campuran ini pada pipa yang kecil dan tutup dengan dop pada kedua sisinya. Isi pipa besar dengan pasir kasar sebanyak 1 gelas. Masukkan pipa kecil  yang berisi campuran pasir dan kaporit ke dalam pipa besar. Isilah kembali pipa yang besar dengan pasir hingga penuh sambil diketok-ketok agar terjadi pemampatan. Tutuplah ujung pipa yang lain dengan dop PVC dan lat siap untuk digunakan.
Polaris UNIDES
               Universal Desinfektan Terbaru untuk Perikanan Rounded Rectangle: BioSecurity Perikanan BioSecurity Perikanan adalah segala aktifitas yang berguna untuk melindungi ikan dari penyakit.
               Penyakit pada perikanan yang disebabkan berbagai macam virus, bakteri & jamur terbukti sangat berbahaya bagi industri perikanan maupun pada ikan peliharaan. Perikanan yang terkena penyakit dapat menderita kerugian yang sangat besar. Kebersihan yang baik adalah sangat penting untuk menghindari kontaminasi. Hal ini termasuk pembersihan secara umum dan prosedur desinfektan dengan menggunakan produk desinfektan yang dapat dihandalkan.
Kegunaan UNIDES dalam BioSecurity perikanan mencakup:
• Desinfektan air kolam/bak yang masih ada isi ikan/udang.
• Persiapan air bersih pada kolam/bak kosong (pre-conditioning).
• Desinfektan telur ikan/udang.
• Desinfektan bibit ikan, benur udang & post-larvae.
• Desinfektan pakan (artemia, cacing).
• Desinfektan aquarium, kolam air.
• Desinfektan peralatan, mesin-mesin, kendaraan.
               Unides adalah desinfektan terbaru berspektrum luas produk dari Polaris. Sangat ampuh digunakan untuk membasmi virus, bakteri (Gram positif dan negatif) dan jamur penyebab penyakit.
Bahan aktif Unides (Sodium N-Chloro-para-toluene Sulfonamide) bekerja dengan cara larut dalam air dan membentuk ion-ion. Ion-ion bahan aktif Unides jika bersentuhan, akan bereaksi secara oksidasi dengan sel mikro-organisme sehingga mematikan dengan sangat cepat walaupun pada konsentrasi dan tempratur yang rendah. Karena reaksi bersifat oksidasi maka tidak mungkin bagi mikro-organisme untuk beradaptasi menjadi resisten.
Keunggulan UNIDES
ü  Berspektrum luas, sangat efektif membasmi berbagai macam virus, bakteri (Gram positif dan negatif) dan jamur.
ü  Tanpa resiko mikro-organisme beradaptasi menjadi resisten.
ü  Stabil dan tetap aktif untuk waktu lama pada tempratur suhu rendah maupun tinggi. Ramah lingkungan, biodegradable dan tidak memiliki sifat-sifat negative chlorine. Aman dipergunakan, baik dalam bentuk tepung maupun cair. Keamanan kandungan aktif Unides telah mencapai status Annex II pada Uni Eropa. MRL (maximum residue limit) tidak diperlukan, residu pada jaringan tidak dikhawatirkan.
               Unides memiliki sifat stabilitas yang tinggi, sehingga efeknya tidak bekerja sekaligus tetapi tetap aktif untuk jangka waktu lama. Penyimpanan larutan Unides sebaiknya pada tempat yang gelap agar tingkat kandungan bahan aktif tetap terjaga.
            Untuk sterilisasi air pada kolam/bak yang ada isi ikan/udangnya. Tambahkan UNIDES sesuai dosis (3 ppm), aplikasi diulang setiap 7-14 hari. Air biasa langsung digunakan Perawatan penyakit pada insang/kulit ikan yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.
Penyakit pada insang (Bacterial Gill Disease) atau penyakit kulit ikan lainnya
akibat dari infeksi jamur dan bakteri dapat dilakukan perawatan dengan UNIDES dengan cara:
Tambahkan UNIDES sesuai dosis kedalam air kolam berisi ikan yang terkena
infeksi. Lakukan ini selama 2 hari berturut-turut, kemudian lakukan sekali setiap 2 hari. Jika ikan terlihat mulai mau makan, hentikan pengobatan. Pergantian air selama pengobatan tidak diperlukan.
Desinfektan AQUATABS
Aquatabs merupakan desinfektan air yang digunakan bersama kaporit
(70 persen klor aktif) untuk mematikan bakteri patogen. Kaporit biasanya
digunakan untuk air dengan volume besar (sumur atau drum).
Untuk keperluan rumah tangga (volume relatif kecil) digunakan aquatabs. Satu aquatabs beratnya 8,5 miligram, dapat digunakan untuk
mengolah 20 liter air bersih.
Aquatabs mengandung klor yang berguna membunuh kuman pada air.
Selama membunuh kuman itu, kadar klor berkurang. Kondisi yang baik jika
masih ada sisa klor pada air sekitar 0,4 miligram. Itu diperlukan untuk membunuh kuman-kuman baru dan kadar klor sebanyak itu tidak akan
memberi rasa pada air.
            Satu tablet aquatabs ada yang ditujukan untuk satu liter air dan 2,5
liter air. Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap aquatabs untuk 2,5
liter air, masih ada sisa klor sebanyak 0,85 miligram.
Akibatnya air mempunyai rasa dan orang merasa enggan
mengonsumsinya. Meskipun dalam petunjuk disebutkan satu tablet untuk 2,5
liter, satu tablet aquatabs masih bisa dipakai untuk lima liter air sehingga air
tidak mempunyai rasa. (N-4)

0 comments:

Post a Comment

Member