A. PENGERTIAN
1. Kesehatan Kerja
Menurut Suma’mur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at work).
2. Keselamatan Kerja
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at work).
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
B. Determinan Kesehatan Kerja
Tujuan akhir dari usaha kesehatan kerja adalah untuk mencapai kesehatan masyarakat pekerja dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini diperlukan suatu prakondisi yang menguntungkan bagi masyarakat pekerja tersebut dengan mencakup 3 faktor utama, yaitu:
a. Beban Kerja
Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran adalah merupakan beban bagi yang melakukan. Dengan sendirinya beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku. Masing-masing orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja ini. Oleh sebab itu, penempatan seorang pekerja atau karyawan seharusnya setepat sesuai dengan beban optimum yang sanggup dilakukan. Tingkat ketepatan penempatan seseorang pada suatu pekerjaan, disamping didasarkan pada beban optimum, juga dipengaruhi oleh pengalaman, keterampilan, motivasi dan sebagainya.
Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan atau pekerja dengan cara merencanakan atau mendesain suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja. Contohnya alat untuk mempercepat pekerjaan tulis-menulis adalah mesin ketik.
b. Beban Tambahan
Beban tambahan dapat berupa kondisi atau lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan. Disebut beban tambahan karena lingkungan tersebut mengganggu pekerjaan dan harus diatasi oleh pekerja atau karyawan yang bersangkutan. Beban tambahan ini dapat dikelompokkan menjadi 5 faktor, yakni :
· Faktor fisik, misalnya penerangan / pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara yang panas, kelembaban yang tinggi atau rendah, suara yang bising, dan sebagainya.
· Faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbulkan gangguan kerja, misalnya bau gas, uap atau asap, debu dan sebagainya.
· Faktor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan pandangan tidak enak mengganggu, misalnya nyamuk, lalat, kecoa, lumut, taman yang tidak teratur, dan sebagainya.
· Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota badan (ergonomic), misalnya meja atau kursi yang terlalu tinggi atau pendek.
· Faktor sosial-psikologis, yaitu suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya adanya klik, gosip, cemburu dan sebagainya.
Agar faktor-faktor tersebut tidak menjadi beban tambahan kerja atau setidak-tidaknya mengurangi beban tambahan tersebut maka lingkungan kerja harus ditata secara sehat atau lingkungan kerja yang sehat.
c. Kemampuan Kerja
Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda antara seseorang yang satu dengan yang lain, hal ini disebabkan karena kapasitas orang tersebut berbeda. Kapasitas adalah kemampuan yang dibawa dari lahir oleh seseorang yang terbatas atau dapat dikatakan sebagai suatu wadah kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Kapasitas seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain gizi dan kesehatan ibu, genetik dan lingkungan. Selanjutnya kapasitas ini mempengaruhi atau menentukan kemampuan seseorang. Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan disamping kapasitas juga dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, kesehatan, kebugaran, gizi, jenis kelamin dan ukuran-ukuran tubuh.
Kemampuan tenaga kerja pada umumnya diukur dari keterampilannya dalam melaksanakan pekerjaan. Semakin tinggi keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja, semakin efisien badan (anggota badan), tenaga dan pemikiran (mentalnya) dalam melaksanakan pekerjaan.
C. Faktor Risiko di Tempat Kerja
Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, seperti disebutkan diatas, dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.
Sekarang kita akan mencoba membahas faktor-faktor tersebut :
1. Faktor Manusia
a. Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi tindakan seseorang dalam bekerja. Orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung berpikir lebih panjang atau dalam memandang sesuatu pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi keamanan alat atau dari segi keamanan diri. Lain halnya dengan orang yang berpendidikan lebih rendah, cenderung akan berpikir lebih pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam bertindak. Misalnya Ketika kita melakukan pekerjaan yang sangat beresiko terhadap kecelakaan kerja tetapi kita tidak memakai peralatan safety dengan benar. Hal ini yang tentunya dapat menimbulkan kecelakaan.
b. Psikologis
Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan dilakukan ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi.
Contoh faktor psikologis yang dapat mempengaruhi konsentrasi adalah :
· Masalah-masalah dirumah yang terbawa ke tempat kerja.
· Suasana kerja yang tidak kondusif.
· Adanya pertengkaran dengan teman sekerja.
c. Faktor Keterampilan
Keterampilan disini bisa diartikan pengalaman seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Misalnya melakukan start/stop pada sebuah peralatan, memakai alat-alat keselamatan, dsb. Pengalaman sangat dibutuhkan ketika melakukan pekerjaan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang berakibat timbulnya kecelakaan kerja.
d. Faktor Fisik
Lemahnya kondisi fisik seseorang berpengaruh pada menurunnya tingkat konsentrasi dan motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan motivasi sangat dibutuhkan ketika bekerja. Bila sudah terganggu, kecelakaan sangat mungkin terjadi. Contoh faktor fisik ini adalah :
· Kelelahan.
· Menderita Suatu Penyakit.
2. Faktor Alat
Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada. Apabila alat itu sudah rusak, tentu saja dapat mengakibatkan kecelakaan. Contohnya adalah :
· Perpipaan yang sudah tua.
· Alat-alat safety yang sudah rusak.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja juga sangat dipengaruhi oleh:
1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan
2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3. Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial.
D. Penyakit/ Kecelakaan Kerja
1. Penyakit Kerja
Masalah kesehatan kerja adalah adanya penyakit yang timbul akibat kerja, penyakit akibat hubungan kerja ataupun kecelakaan akibat kerja, yang disebabkan adanya interaksi antara pekerja dengan alat, metode dan proses kerja serta lingkungan kerja.
“Ketika orang ambil pekerjaan, harus dipikirkan risikonya juga,” tutur dr. Bassilius Agung, Kepala Pukesmas Tanah Kali Kedinding dimana di wilayah kerjanya telah terdapat 6 buah pos UKK (Unit Kesehatan Kerja) untuk para pekerja informal atau para pengusaha kecil, seperti pengrajin, pekerja giras, atau pun warung-warung tegal.
Seperti yang dijelaskan oleh dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, PAK merupakan sebuah efek samping yang terjadi saat bekerja sehingga diperlukan sebuah sistem, yakni sitem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada setiap perusahaan. Maka untuk menunjang sistem tersebut, dibutuhkan APD (Alat Pelindung Diri). “APD saja belum cukup, diperlukan juga pengetahuan dari pekerja,” lanjut dr. Agung. Pengetahuan dari pekerja itu sendiri mengenai PAK ataupun mengenai risiko kerja sangat dibutuhkan. Sedangkan gambaran pekerjaan yang perlu diketahui adalah :
· Jenis pekerjaan (saat ini dan sebelumnya)
· Gerakan dalam bekerja
· Tugas yang berat / berlebihan
· Perubahan / pergeseran kerja
· Iklim di tempat kerja
a. Pengertian PAK
Penyakit Akibat Kerja / Occupational Disease adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.
Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan /Work Related Diseasea dalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi kompleks.
Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja / Disease of Fecting Working Populations adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
b. Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Terdapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja, berikut beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang ada di tempat kerja.
1) Golongan Fisik - bising, radiasi, suhu ekstrem, tekanan udara, vibrasi, penerangan
2) Golongan Kimiawi - semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut
3) Golongan Biologik - bakteri, virus, jamur dan lain-lain
4) Golongan Fisiologik/Ergonomik - desain tempat kerja, beban kerja
5) Golongan Psikososial - stres psikis, monotoni kerja, tuntutan pekerjaan, dan lain-lain
Di negara maju faktor fisik, biologi dan kimiawi sudah dapat dikendalikan, sehingga golongan fisiologik dan psikososial yang menjadi penyebab utama.
Beberapa Penyakit Akibat Kerja/Penyakit Akibat Hubungan Kerja
1) Penyakit Saluran Pernafasan
PAK pada saluran pernafasan dapat bersifat akut maupun kronis.
· Akut misalnya asma akibat kerja.
· Sering didiagnosis sebagai tracheobronchitis akut atau karena virus.
· Kronis, missal: asbestosis.
· Seperti gejala Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).
· Edema paru akut.
· Dapat disebabkan oleh bahan kimia seperti nitrogen oksida.
2) Penyakit Kulit
· Pada umumnya tidak spesifik, menyusahkan, tidak mengancam kehidupan, kadang sembuh sendiri.
· Dermatitis kontak yang dilaporkan, 90% merupakan penyakit kulit yang berhubungan dengan pekerjaan.
· Penting riwayat pekerjaan dalam mengidentifikasi iritan yang merupakan penyebab, membuat peka atau karena faktor lain.
3) Kerusakan Pendengaran
· Banyak kasus gangguan pendengaran menunjukan akibat pajanan kebisingan yang lama, ada beberapa kasus bukan karena pekerjaan.
· Riwayat pekerjaan secara detail sebaiknya didapatkan dari setiap orang dengan gangguan pendengaran.
· Dibuat rekomendasi tentang pencegahan terjadinya hilangnya pendengaran.
4) Gejala pada Punggung dan Sendi
· Tidak ada tes atau prosedur yang dapat membedakan penyakit pada punggung yang berhubungan dengan pekerjaandaripada yang tidak berhubungan dengan pekerjaan
· Penentuan kemungkinan bergantung pada riwayat pekerjaan.
· Artritis dan tenosynovitis disebabkan oleh gerakan berulang yang tidak wajar.
5) Kanker
· Adanya presentase yang signifikan menunjukan kasus Kanker yang disebabkan oleh pajanan di tempat kerja.
· Bukti bahwa bahan di tempat kerja, karsinogen sering kali didapat dari laporan klinis individu dari pada studi epidemiologi.
· Pada Kanker pajanan untuk terjadinya karsinogen mulai > 20 tahun sebelum diagnosis.
6) Coronary Artery Disease
Oleh karena stres atau Carbon Monoksida dan bahan kimia lain di tempat kerja
7) Penyakit Liver
· Sering di diagnosis sebagai penyakit liver oleh karena hepatitis virus atau sirosis karena alkohol.
· Penting riwayat tentang pekerjaan, serta bahan toksik yang ada.
8) Masalah Neuropsikiatrik
· Masalah neuropsikiatrik yang berhubungan dengan tempat kerja sering diabaikan
· Neuro pati perifer, sering dikaitkan dengan diabet, pemakaian alkohol atau tidak diketahui penyebabnya, depresi SSP oleh karena penyalahgunaan zat-zat atau masalah psikiatri.
· Kelakuan yang tidak baik mungkin merupakan gejala awal dari stres yang berhubungan dengan pekerjaan.
· Lebih dari 100 bahan kimia (a.I solven) dapat menyebabkan depresi SSP.
· Beberapa neurotoksin (termasuk arsen, timah, merkuri, methyl, butyl ketone) dapat menyebabkan neuropati perifer.
· Carbon disulfide dapat menyebabkan gejala seperti psikosis.
9) Penyakit yang Tidak Diketahui Sebabnya
· Alergi
· Gangguan kecemasan mungkin berhubungan dengan bahan kimia atau lingkungan
· Sick building syndrome
· Multiple Chemical Sensitivities (MCS), mis: parfum, derivate petroleum, rokok.
c. Pencegahan PAK
Mengetahui keadaan pekerjaa, dan kondisinya seperti yang telah dijelaskan di atas dapat menjadi salah satu pencegahan terhadap PAK. Selanjutnya sebelum dr. Agung menutup wawancara, Ia juga memberikan beberapa tips dalam mencegah PAK, diantaranya:
· Pakailah APD secara benar dan teratur
· Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut.
· Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan.
Selain itu terdapat juga beberapa pencegahan lain yang dapat ditembuh agar bekerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit. Hal tersebut berdasarkan Buku Pengantar Penyakit Akibat Kerja, diantaranya:
1) Pencegahan Primer – Health Promotion
· Perilaku Kesehatan
· Faktor bahaya di tempat kerja
· Perilaku kerja yang baik
· Olahraga
· Gizi seimbang
2) Pencegahan Sekunder – Specifict Protection
· Pengendalian melalui perundang-undangan
· Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasan jam kerja
· Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri (APD)
· Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi
3) Pencegahan Tersier
Early Diagnosis and Prompt Treatment
· Pemeriksaan kesehatan pra-kerja.
· Pemeriksaan kesehatan berkala.
· Surveilans.
· Pemeriksaan lingkungan secara berkala.
· Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja.
· Pengendalian segera di tempat kerja.
E. Penutup
1. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini kami dapat menyimpulkan bahwa proteksi atau perlindungan perusahan terhadapt karyawan sangat penting dilakukan proteksi atau perlindungan ini akan semakin mengingkatkan kesejahtraan, kesehatan dan terutama keselamatan kerja karyawan.
Keselamatan kerja menunjuk kepada kondisi – kondisi fisiologis-fisikal dan pisiologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan – tindakan keselamatan yang efektif, maka tidak akan ada lagi kecelakaan dalam pekerja hal ini akan lebih mempercepat kesejahtraan karyawan yang nantinya juga berimbas pada hasil – hasil produksi perusahaan ini
Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan kerja merupakan peranan yang sangat vital dalam perusahaan, departemen inilah yang merencanakan program keselamatan kerja karyawan sampi dangan pelaksanaannya.
2. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagia berikut :
Perusahaan dalam hal ini manajer SDM harus merencanakan atau membuat program yang berkesinambungan mengenai keselamatan kerja karyawan. Perusahaan hendaknya tidak tinggal diam apabila ditemukan terjadi kecelakaan pada saat karyawan bekerja.
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari pekerjaan, untuk utu perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan proteksi atau perlindungan berupa kompensasi yang tidak dalam bentuk imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh perusahaan kepada pekrja. Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan keharusan bagi sebuah perushaan.
Okeh...Makasih...
ReplyDeleteLanjutkan Broe....!!!!
Insyaallah
ReplyDeleteToko Online terbaru dan populer. Kami menyediakan informasi terbaru yang datang dengan versi baru pada situs Toko Online yang akurat dan terpercaya. Aisha Shop | CONTENT MANAGEMENT SYSTEM WORDPRESS [CMS WORDPRESS] Web ini akan memberitahu update Toko Online terbaru dengan gaya yang berbeda dari Aisha.co.id silahkan buka dan baca informasi.
ReplyDeleteReportasee.com | Portal Berita Dalam dan Luar Negeri Menyuguhkan Informasi Seputar Berita Internasional, Nasional, Regional, Lokal, Peristiwa, Hukum, Kriminal, Ekonomi, Politik, Pemerintahan, Sosial, Budaya, Pendidikan, Wisata, Kuliner dan Hiburan.
___ ____♥♥♥♥♥♥♥
___♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
___♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
___♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
__♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_♥♥CLICK HERE♥♥♥♥
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
♥♥♥♥♥♥♥♥ CLICK HERE ♥♥♥♥♥♥
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_♥♥♥♥♥♥__♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
___♥♥♥♥____♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
___♥♥♥♥_____♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
___♥♥♥♥_____♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
____♥♥♥♥____♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_____♥♥♥____♥♥♥♥♥♥♥♥♥
______♥♥♥__♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_______♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
________♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_______♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_______♥♥♥♥♥ CLICK HERE ♥♥♥♥♥♥
_______♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_______♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
________♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥____♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_________♥♥♥♥♥♥♥♥_______♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_________♥♥♥♥♥♥♥♥_____♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_________♥♥♥♥♥♥♥____♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_________♥♥♥♥♥♥♥_♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
________♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
________♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
________♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_______♥♥♥♥♥♥♥♥♥
_______♥♥♥♥♥♥
______♥♥♥♥♥♥
______♥♥♥♥♥♥
______♥♥♥♥♥♥
______♥♥♥♥♥
______♥♥♥♥♥
_______♥♥♥♥
_______♥♥♥♥
_______♥♥♥♥
______♥♥♥♥♥♥
_____♥♥♥♥♥♥♥♥
_______|_♥♥♥♥♥
_______|__♥♥♥♥♥♥
Reply Delete