I. LATAR BELAKANG
Pengetahuan tentang
hubungan antara jenis lingkungan sangat penting agar dapat menanggulangi
permasalahan lingkungan secara terpada dan tuntas. Dewasa ini lingkungan hidup
sedang menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia
umumnya.
Meningkatnya perhatian
masyarakat mulai menyadari akibat-akibat yang ditimbulkan dan kerusakan
lingkungan hidup. Sebagai contoh apabila ada penumpukan sampah dikota maka
permasalahan ini diselesaikan dengan cara mengangkut dan membuangnya ke lembah
yang jauh dari pusat kota, maka hal ini tidak memecahkan permasalahan melainkan
menimbulkan permasalahan seperti pencemaran air tanah, udara, bertambahnya
jumlah lalat, tikus dan bau yang merusak, pemandangan yang tidak mengenakan. Akibatnya menderita interaksi
antara lingkungan dan manusia yang akhirnya menderita kesehatan.
Interaksi
manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan
terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya. Hal ini
membutuhkan daya dukung lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.
Masalah
lingkungan hidup sebenatnya sudah ada sejak dahulu, masalah lingkungan hidup
bukanlah masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh negara-negara maju ataupun
negara-negara miskin, tapi masalah lingkungan hidup adalah sudah merupakan
masalah dunia dan masalah kita semua.
Keadaan
ini ternyata menyebabkan kita betpikir bahwa pengetahuan tentang hubungan
antara jenis lingkungan ini sangat penting agar dapat menanggulangi
permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.
Masalah
lingkungan hidup merupakan kenyataan yang harus dihadapi, kegiatan pembangunan
terutama di bidang industri yang banyak menimbulkan dampak negatif merugikan
masyarakat. Masalah lingkungan hidup adalah merupakan masalah yang komplek dan
harus diselesaikan dengan berbagai pendekatan multidisipliner.
Industrialisasi
merupakan conditio sine quanon keberhasilan pembangunan untuk memacu laju
pertumbuhan ekonomi, akan tetapi industrialisasi juga mengandung resiko
lingkungan. Oleh karena itu munculnya aktivitas industri disuatu kawasan
mengundang kritik dan sorotan masyarakat. Yang dipermasalahkan adalah dampak
negatif limbahnya yang diantisipasikan mengganggu kesehatan lingkungan.
II. LINKUNGAN DAN KESEHATAN
Kemampuan manusia untuk
mengubah atau memoditifikasi kualitas lingkungannya tergantung sekali pada
taraf sosial budayanya. Masyarakat yang masih primitif hanya mampu membuka
hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat.
Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah
lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible. Prilaku masyarakat ini
menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan lingkungan yang sesuai
dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai dengan
prilakunya tadi.
Dengan demikian
eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber daya sosial ekonomi. WHO
menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental
dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.
Dalam Undang
Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1, Pasal 2
dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik), rohani
(jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan
kelemahan”. Definisi ini
memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan.
Masyarakat
adalah terdiri dari individu-individu manusia yang merupakan makhluk biologis
dan makhluk sosial didalam suatu lingkungan hidup (biosfir). Sehingga untuk
memahami masyarakat perlu mempelajari kehidupan biologis bentuk interaksi
sosial dan lingkungan hidup.
Dengan demikian
permasalahan kesehatan masyarakat merupakan hal yang kompleks dan usaha
pemecahan masalah kesehatan masyarakat merupakan upaya menghilangkan
penyebab-penyebab secara rasional, sistematis dan berkelanjutan.
Pada pelaksanan
analisis dampak lingkungan maka kaitan antara lingkungan dengan kesehatan dapat
dikaji secara terpadu artinya bagaimana pertimbangan kesehatan masyarakat dapat
dipadukan kedalam analisis lingkungan untuk kebijakan dalam pelaksnaan
pembangunan yang berwawasan lingkungan. Manusia berinteraksi dengan lingkungan
hidupnya lebih baik, walaupun aktivitas manusia membuat rona lingkungan menjadi
rusak.
Hal ini tidak
dapat disangkal lagi kualitas lingkungan pasti mempengaruhi status kesehatan
masyarakat. Dari studi tentang kesehatan lingkungan tersirat informasi bahwa
status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh faktor hereditas, nutrisi,
pelayanan kesehatan, perilaku dan lengkungan.
Menurut
paragdima Blum tentang kesehatan dari lima faktor itu lingkungan mempunyai
pengaruh dominan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan
seseorang itu dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial,
linkungan rekreasi, lingkungan kerja.
Keadaan
kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat
perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti:
Peledakan
penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah, pembuangan air limbah
penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan,
ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak
lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit.
Jumlah penduduk
yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani. Masalah pemukiman
sangat penting diperhatikan.
Pada saat ini
pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang utama
bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik
ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pengolalaan
sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk
pembangunan asap dapur.
Perilaku pola makanan juga mengubah pola penyakit yang timbul dimasyarakat.
Gizi masyarakat yang sering menjadi topik pembicaraan kita kekurangan
karbohidrat, kekurangan protein, kekurangan vitamin A dan kekurangan Iodium. Di
Indonesia sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan
gizi.
Ada yang
kekurangan kuantitas makanan saja (Maramus), tapi seringkali juga kualitas
kurang (Kwashiorkor). Sebagian
besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi terutama
terdap[at pada anak-anak.
Industrialisasi
pada saat ini akan menimbulkan masalah yang baru, kalau tidak dengan segera
ditanggulangi saat ini dengan cepat. Lingkungan industri merupakan salah satu
contoh lingkungan kerja. Walaupun seorang karyawan hanya menggunakan sepertiga
dari waktu hariannya untuk melakukan pekerjaan di lingkungan industri, tetapi
pemaparan dirinya di lingkungan itu memungkinkan timbulnya gangguan kesehatan
dengan resiko trauma fisik gangguan kesehatan morbiditas, disabilitas dan
mortalitas.
Dari studi yang
pernah dilakukan di Amerika Serikat oleh The National Institute of Occupational
Safety and Health pada tahun 1997 terungkap bahwa satu dari empat karyawan yang
bekerja di lingkungan industri tersedia pada bahan beracun dan kanker. Lebih
dari 20.000.000 karyawan yang bekerja di lingkungan industri setiap harinya
menggarap bahan-bahan yang diketahui mempunyai resiko untuk menimbulkan kanker,
penyakit paru, hipertensi dan gangguan metabolisme lain.
Paling sedikit ada 390.000 kasus gangguan kefaalan yang
terinduksi oleh dampak negatif lingkungan industri dan100.000 kematian karena
sebab okupasional dilaporkan setiap tahun.
Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam
tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan
daya pikir manusia, maka manusia mulai menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja
lebih cepat dan efisien si dari tenaga manusia. Peristiwa ini mulai dikenal
dengan penemuan mesin uap oleh James Waat. Fase industri ini menimbulkan dampak
yang sangat menyolok selain kemakmuran yang diperoleh juga exploitasi tenaga
kerja, kecelakaan kerja, pencemaran lenigkungan, penyakit, wabah.
Pencemaran udara yang disebabkan industri dapat
menimbulkan asphyxia dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas
CO2disebabkan gas beracun besar konsentrasinya dedalam atmosfirseperti CO2,
H2S, CO, NH3, dan CH4. Kekurangan ini bersifat akurat dan keracunan bersifat
sistemik penyebab adalah timah hitam, Cadmium,Flour dan insektisida .
Pengaruh air
terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit menular dan tidak menular.
Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam
terjadinya penyakit dan wabah. Lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit
penyakit umpama penyakit malaria karena udara jelek dan tinggal disekitar
rawa-rawa. Orang beranggapan bahwa penyakit malaria terjadi karena tinggal pada
rawa-rawa padahal nyamuk yang bersarang di rawa menyebabkan penyakit malaria. Dipandang
dari
segi lingkungan kesehatan, penyakit terjadi karena interaksi antara manusia
dan lingkungan.
Manusia
memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.
Udara, air, makanan, sandang, papan dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil
dari lingkungannya. Akan tetapi proses interaksi manusia dan lingkungannya ini
tidak selalu mendapat untuk, kadang-kadang merugikan.
Begitu juga apabila makanan atau minuman mengandung
zat-zat berbahaya bagi kesehatan. Zat tersebut dapat berupa racun asli ataupun
kontamunasi dengan mikroba patogen atau atau bahan kimia sehingga terjadinya
penyakit atau keracunan. Hal ini
merupakan hubungan timbal balik antara aktivitas manusia dengan lingkungannya.
Jadi dialam ini
terdapat faktor yang menguntungkan manusia (eugenik) dan yang merugikan
(disgenik). Usaha-usaha dibidang kesehatan lingkungan ditujukan untuk
meningkatkan daya guna faktor eugenik dan mengurangi peran atau mengendalikan
faktor disgenik. Secara naluriah manusia memang tidak dapat menerima kehadiran
faktor disgenik didalam lingkungan hidupnya, oleh karena itu kita selalu
berusaha memperbaiki keadaan sekitarnya sesuai dengan kemampuannya.
Sejalan dengan
perkembangan ilmu dan tehnologi, lingkungan hidup akan berubah pula
kualitasnya. Perubahan kualitas lingkungan akan selalu terjadi sehingga
lingkungan selalu berada dalam keadaan dinamis. Hal ini disertai dengan
meningkatnya pertumbuhan industri disegala bidang. Perubahan kualitas
lingkungan yang cepat ini merupakan tantangan bagi manusia untuk menjaga fungsi
lingkungan hidup agar tetap normal sehingga daya dukung kelangsungan hidup di
bumi ini tetap lestari dan kesehatan masyarakat tetap terjamin.
Oleh karenanya
perlu ditumbuhkan strategi baru untuk dapat meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat yakni setiap aktivitas harus:
a. Didasarkan atas kebutuhan manusia.
b. Ditujukan pada kehendak masyarakat.
c. Direncanakan oleh semua pihak yang berkepentingan.
d. Didasarkan atas
prinsip-prinsip ilmiah.
e. Dilaksanakan secara
manusiawi.
Pada analisis dampak lingkungan yang merupakan pengkajian
akan kemungkinan timbulnya perubahan lingkungan yang terjadi akibat
kegiatan/proyek. Perubahan-perubahan lingkungan yang mencakup komponen biofisik
dan sosio ekonomi dan melibatkan komponen dampak kesehatan masyarakat yang
berada disekitar proyek.
III. PENGARUH
TIDAK LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN
Pengaruh
lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif. Pengaruh
positif, karena didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan
makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya
seperti bahan baku untuk papan, pangan, sandang, industi, mikroba dan serangga
yang berguna dan lain-lainnya. Adapula elemen yang merugikan seperti mikroba
patogen, hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik, vektor
penyakit dan reservoir penyebab dan penyebar penyakit.
Secara tidak
langsung pengaruhnya disebabkan elemen-elemen didalam biosfir banyak
dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraanya. Semakin sejahtera
manusia, diharapkan semakin naik pula derajat kesehatannya. Dalam hal ini,
lingkungan digunakan sebagai
sumber bahan mentah untuk berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel,
rotan, obat-obatan, papan, pangan, fermentasi dan lain-lainnya.
IV.
PENGARUH LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN
Pengaruh langsung
terhadap kesehatan disebabkan:
a. Manusia membutuhkan sumber energi yang diambil dari lingkungannya yakni
makanan. Makanan yang harus tersedia sangat besar untuk kebutuhan manusia di
dunia disamping masalah distribusi.
b. Adanya elemen yang langsung membahayakan kesehatan secara fisik seperti
beruang, harimau, ular dan lain-lain.
c. Adanya elemen mikroorganisme
yang dapat menyebabkan penyakit (patogen). Mikroba ini digolongkan kedalam
berbagai jenis seperti virus, ricketssia, bakteri, protozoa, fungi dan metazoa.
d. Adanya vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir
agent penyakit.
Vektor penyakit yang memegang peranan penting dalam
penyebaran penyakit nyamuk, lalat, kutu, pinyal dan tungau.
V. PENUTUP
Lingkungan yang perlu dilestarikan supaya diperoleh
keadaan yang seimbang antara manusia. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan
jika kita tidak memperhatikan keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat
kehidupan.
Dampak negatif yang muncul berupa penyakit yang merugikan
pada manusia seperti penyakit pernafasan, diare, kholera, thyphus, dysentri,
polio, ascariasis dan lain-lain.
Dampak positif lingkungan terhadap kesehatan memperoleh
sumber energi untuk kebutuhan hidup. Untuk pencegahan penyakit perlu dilakukan
sanitasi terhadap lingkungan air, udara dan tanah, khususnya pengelolaan air
minum dan air buangan secara terpadu.
DAFTAR PUSTAKA
Ehlers, viktor M.. Steel, Ernest W., 1969, Municipal and
Rural Sanitation, McGraw-Hill Book Co., New
York .
Manahan, Stanley E.. 1972, Environmental Chemistry,
Willard Grant Press, Boston .
Juli Soemirat Slamet. 1996, Kesehatan lingkungan, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta
Peraturan
Menteri Kesehatan R.I. No.
416/MENKES/PER/PER/IX/1990
Tentang Syarat-syarat dan pengawasan air minum, Jakarta.
Suratno, F..
1990, Analisis mengenai dampak lingkungan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 5
ologi,�!k e�����meriksaan mikroskopik
lainnya
BEBERAPA ZAT PENGECAT
Mordant : bahan kimia yang digunakan sebagai fiksator/ menjadikan sesuatu
(baisanya bahan kimia) tidak terlarut dan dapat beraksi dengan zat warna.
Menurut definisinya : mordant ialah suatu zat warna yang memiliki gugus
hidroksil dan karboksil, serta bermuatan negatif dan bersifat anionik. Beberapa
mordant juga memiliki gugus amino dan bersifat kationik dan juga membutuhkan
keberadaan metal agar bisa menampilkan warna yang lebih baik.
Beberapa metal yang biasanya terikat dengan mordant ialah ion ferri,
aluminium,
Sifat anionik dan kationik ini menyebabkannya mampu berinteraksi dengan
berbagai molekul yang berada di sel, terutama protein, karena protein memiliki
rantai samping asam amino yang bisa bermuatan positif atau negatif, tergantung
dari rasio kedua muatan tersebut.
Secara biologis, mordant berperan penting untuk fiksasi protein yang
biasanya dalam bentuk koloid menjadi bentuk yang lebih padat dan kemudian
bereaksi dengan zat warna.
Beberapa mordant yang sering digunakan ialah hematein (natural black 1),
lainnya ialah chromoxane cyanine R (mordant blue 3) dan celestine biru B
(mordant blue 14), keduanya biasa digunakan sebagai pengganti dari hematoksilin
dengan adanya penambahan garam ferri. Alizarin merah-S (mordant red 3) berguna
untuk memperlihatkan keberadaan kalsium pada kerangka embrio atau fetus.
Terkait dengan diagnosa klinis secara mikroskopis, ada beberapa zat pewarna
yang umum digunakan, dalam tulisan ini akan ditekankan beberapa zat pewarna
yang sering digunakan untuk mewarnai sel dalam disiplin kedokteran hewan/
veteriner.
Hematoksilin : diekstraksi dari sejenis tanaman logwood, jika dioksidasi
akan membentuk haematein, senyawa yang berwarna biru keunguan. Digunakan
bersama-sama dengan garam Fe(III) atau Al(III) untuk mewarnai inti sel.
Eosin : sering digunakan sebagai zat warna tandingan dari hematoksilin
dalam pewarnaan H&E (haematoxylin and eosin) yang populer dalam teknik histologi.
Eosin mewarnai sitoplasma sel menjadi merah jambu agak oranye, tergantung
pH-nya, eosin juga mewarnai eritrosit menjadi merah sedikit kecoklatan,
tergantung pH mediumnya.
Biru metilen : biasa digunakan sebagai pewarna yang umum, hanya untuk
membedakan antara sel dan latar belakangnya saja, tanpa bermaksut melakukan
kajian differensiasi. Biru metilen memberi warna biru cerah yang bisa
bergradasi (biru muda sampai biru agak tua), jika mewarnai sel, bisa
memperlihatkan keberadaan morfologi nukleolus dan pola struktur kromatin di
dalam nukleolus.
TUJUAN PEWARNAAN
Tergantung jenis sediaannya dan tujuannya : ini yang pertama harus
diperhatikan. Jelasnya, pengecatan bertujuan agar sel lebih mudah diamati dan
dievaluasi
Ada beberapa jenis pewarnaan :
Bisa pewarnaan sederhana : hanya untuk melihat bentuk sel, bisa dilakukan
dengan menggunakan zat warna biru metilen (tersering) atau zat warna lainnya.
Umumnya menggunakan satu jenis zat warna.
Pewarnaan khusus : Agar tampak kontras untuk membedakan beberapa komponen
tertentu seperti spora dan kapsel pada sel bakteri atau pewarnaan komponen
tertentu di sel seperti karbohidrat, dan lain-lain. Bisa juga pewarnaan
komponen patologis tertentu yang mungkin ada di sel seperti badan inklusi.
Pewarnaan khusus umumnya memerlukan dua macam zat warna atau lebih, juga
memerlukan bahan dan teknik yang biasanya tidak tersedia di laboratorium klinik
yang kecil, biasanya dilakukan di laboratorium patologi.
Pewarnaan differensial : bertujuan membedakan sifat tertentu dalam sel,
contohnya inti dan sitoplasma digunakan pewarnaan hematoksilin dan eosin.
Inti yang bersifat asam akan menyerap zat warna hematoksilin yang bersifat
alkalis (basofilik) dan sitoplasma yang bersifat netral/ sedikit alkalis akan
menyerap zat warna yang bersifat asam (eosinofilik).
Pewarnaan differensial lain :
dalam teknik mikrobiologi untuk membedakan sifat sel bakteri (pewarnaan Gram
dan Ziehl Nielsen).
Pewarnaan differensial :
Merupakan pewarnaan penting dalam histopatologi dan sitologi dan merupakan
salah satu dasar dalam pengembangan dari pewarnaan polikromatik seperti
pewarnaan Romanowsky.
-a`�
u�����d-space:auto;text-indent:-.25in;line-height:150%;mso-list:l0 level1 lfo1'>D.
Gejala umum
Berikut ini beberapa mekanisme biologis
bagaimana polusi udara mencetuskan gejala penyakit:
1. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM
atau ozon.
2. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya
PAH(polyaromatic hydrocarbons).
3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular
seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.
4. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan
gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.
5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja
jantung dan saluran napas.
6. Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun)
terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel
exhaust particulate.
7. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan
memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
8. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan
fungsi alveolar makrofag pada paru).
E.
Dampak
a. Dampak Kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam
tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya
penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan
menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan
lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
Memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang
berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari
kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan
akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
b. Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara
tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam.
Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
c. Hujan asam
pH biasa air hujan adalah
5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi
dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
- Mempengaruhi kualitas air
permukaan
- Merusak tanaman
- Melarutkan logam-logam berat
yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air
permukaan
d.
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
F.
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana,
ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi
panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas
terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak
dari pemanasan global adalah:
·
Pencairan es di kutub
·
Perubahan iklim regional dan global
·
Perubahan siklus hidup flora dan fauna
G.
Ozon
Ozon merupakan oksidan fotokimia
penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi fotokimia dengan bantuan
polutan lain seperti NOx, dan Volatile organic compounds. Pajanan jangka
pendek/akut dapat menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan menggangu
fungsi pertahanan paru dan kardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat
menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosis paru. Penelitian epidemiologis
pada manusia menunjukan pajanan ozon yang tinggi dapat meningkatkan jumlah
eksaserbasi/serangan asma.
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang
berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon
(O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan
bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
0 comments:
Post a Comment