Manchester United
SELAMAT DATANG, SEMOGA BERMANFAAT

Tuesday, 6 November 2012

Masalah dan Sasaran Dalam Pemecahan Masalah (Problem Solving)


Terlepas dari apa pekerjaan kita masing2, kita semua menghabiskan sebagian besar waktu kita -baik di rumah maupun di tempat kerja untuk memecahkan masalah. Mayoritas masalah kita biasanya adalah masalah2 kecil, beberapa adalah masalah besar dan kompleks, yang semua butuh dipecahkan secara memuaskan. Sebelum kita masuk ke ranah analisa masalah dan solusi, sebaiknya kita mulai ke perihal yg mendasar dulu tentang apa yg dimaksud dg masalah
                                                 

Masalah itu sebenarnya apa ?
Salah satu prinsip produktif yg dianut oleh para pemikir kreatif adalah bahwa (hampir) setiap pertanyaan mustinya punya lebih dari satu jawaban benar dan setiap masalah juga mustinya punya lebih dari satu solusi. Oleh karena itu, kita akan melihat lebih dari satu definisi tentang apa itu masalah.
1. Masalah adalah sebuah kesempatan untuk berkembang.
Sebuah masalah bisa merupakan sebuah tendangan peluang, kesempatan untuk keluar dari stagnan, kebosanan atau status quo serta apapun yg dimaksudkan untuk membuat suatu kondisi jadi lebih baik. Perlu kita catat baik-baik bahwa yg disebut masalah itu tidaklah harus merupakan akibat dari kejadian buruk atau faktor eksternal. Setiap pencerahan baru di mana Anda melihat peluang pengembangan atau perbaikan akan menjadi “masalah” bagi Anda untuk dipecahkan. Inilah kenapa kebanyakan para pemikir kreatif adalah para “pencari masalah” dan bukannya “penghindar dari masalah.”
Mengembangkan mentalitas positif terhadap masalah bisa membuat kita jadi lebih bahagia, waras, dan juga percaya diri. Maka latihlah sikap mental antusias dan bersemangat dalam menghadapi masalah dg adanya ruang pengembangan yg bisa Anda temukan, dan Anda pasti akan merasa puas dg hasil yg didapat dari mentalitas positif ini.

2. Masalah adalah perbedaan antara kondisi sekarang dan kondisi yg diharapkan.
Sebuah masalah bisa muncul berkat adanya pengetahuan atau pemikiran baru. Ketika Anda tahu di mana posisi Anda sekarang dan ke mana Anda hendak menuju, maka Anda sudah punya sebuah masalah terkait bagaimana agar Anda bisa sampai pada tujuan yg Anda harapkan. Bentuk pemecahannya sendiri bisa dan sebaiknya dibikin menyenangkan dan seru dengan beragam jalur solusi yg bisa Anda pilih di sana. Yg jelas, ketika Anda sudah bisa mengidentifikasi adanya beda antara apa2 yg Anda punya dan apa2 yg Anda sebenarnya inginkan, maka Anda berarti sudah bisa mendefinisikan masalah dan juga telah punya arahan untuk meraih sasaran Anda.
3. Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yg sekarang terjadi belumlah sempurna dan keyakinan bahwa masa depan bisa dibuat jadi lebih baik.
Bukankah menarik bila apa yg dinamakan “harapan” ternyata bisa melahirkan “masalah”. Keyakinan bahwa harapan Anda bisa tercapai akan membuat Anda memiliki sasaran untuk masa depan yg lebih baik. Harapan Anda membuat diri Anda merasa tertantang, dan tantangan semacam ini juga layak juga disebut sebagai masalah.
Pentingnya Sasaran dalam Pemecahan Masalah
Begitu Anda membaca definisi tentang masalah di atas, Anda telah mencermati bahwa di sana selalu terdapat istilah sasaran dan kondisi yg diinginkan. Jadi yg namanya pemecahan masalah memang mengarah pada pemikiran akan sasaran (goal) dan harapan ideal. Ketika sebuah sasaran telah terpenuhi, maka masalah yang bersangkutan bisa dihukumi beres bila sasaran itu memang telah cukup layak untuk memecahkan masalah itu.
Cara lain untuk memikirkan hal ini adalah dg menyadari bahwa sasaran atau kondisi ideal menentukan seberapanya sesuatu dibilang sebagai masalah sih, atau bahkan untuk mengatakan tentang sebenarnya masalahnya ada atau tidak.
Contoh: Anda memesan mie goreng dg layanan antar. Ternyata pas mie gorengnya sudah sampe di rumah, dia sudah keburu dingin. Ya emang rumah Anda jauh dari restaurant mie nya. Jika kondisi ideal Anda adalah untuk menyantap mie goreng panas, maka Anda boleh disebut punya masalah, entah Anda mendefinisikannya sbg bagaimana agar mie-goreng bisa tetap hangat meski melewati jarak antar yg lumayan jauh ataukah terkait bagaimana Anda bisa memanaskannya kembali, atau mungkin yg lain. Yg jelas itu adalah masalah. Namun di sisi lain, bila Anda inginnya mie-goreng yg normal, maka Anda pun bisa dibilang tak punya masalah. Jika kemudian teman Anda ingin mencicipi mie goreng Anda sementara Anda ndak punya pemanas dalam bentuk apapun, maka itu masalah. Tapi jika teman Anda tidak keberatan makan mie goreng dingin, maka Anda pun tak punya masalah.
                                                    
Contoh di atas menunjukkan bahwa sasaran seseorang harus diukur dan dibandingkan dg kondisi realitas yg ada untuk menentukan apakah masalah itu sebenarnya ada dan sampai sejauh mana tingkat keparahan dari masalah itu. Banyak orang yg tidak mengambil cukup waktu untuk memikirkan sasaran mereka sebenarnya, namun langsung saja terjun pecahkan masalah. Hal ini membuat mereka jadi tidak benar2 paham ttg masalah mereka yg sesungguhnya.
Jika Anda tidak tahu ke mana hendak menuju, maka bisa-bisa Anda akan sampai di sembarang tempat.
Salah satu kebenaran lain yg bisa ditarik dari pemahaman akan sasaran ini adalah bahwa bentuk masalah Anda akan berubah jika Anda merubah sasaran Anda. Dan memang bukanlah masalah untuk mengubah sasaran seiring dg informasi baru yg diterima dan juga semakin lebih bijaksana nya kita. Beberapa sasaran malah bisa berubah secara drastis 180 derajat. Tidak apa-apa, yang penting begitu sasaran Anda berubah, maka masalah Anda pun perlu didefinisikan kembali.
Ada 5 langkah, yakni :

1. Problem Identification

Ketika kita menemukan sebuah masalah. Baik itu masalah teknis atau kehidupan sehari-hari karena pada umunya semua masalah memiliki kronologis jalan keluar yang hamper sama. Sebagai contohnya karena saya akan menghadapi UTS tanggal 28 besok dan belum benar-benar siap, serta diperparah sekarang bulan puasa maka ini bisa dijadikan contoh masalah.

2. Synthesis

Sebuah gagasan awal secara keseluruhan untuk memecahkan masalah. Langkah selanjutnya masalah di atas adalah saya harus berusaha lebih keras untuk mengejar ketertinggalan dan tidak menganut sistem belajar kebut semalam.

3. Analysis

Kalau di buku Holtzapple Reece dijelaskan bahwa pada langkah ini kuncinya adalah mengubah masalah fisika menjadi model matematikanya. Karena saya sudah terlanjur memberi contoh masalah kehidupan nyata maka jika ditinjau dari langkah ini maka saya harus menentukan langkah riil step by step, misalnya belajar terorganisasi atau berurutan dan berkelanjutan.

4. Application

Langkah application di sini kita melaksanakan semua gagasan dan langkah-langkah yang kita rencanakan sebelumnya.

5. Comprehension

Di langkah ini kita menggunakan teori yang sudah ada. Untuk kasus yang telah saya contohkan teori yang ada adalah mitos kalau belajar sebelum tidur itu baik dan jauh lebih baik belajar pada saat shubuh atau fajar. Di jelaskan dalam buku Misteri Shalat Shubuh bahwa banyak keajaiban atau mukjizat yang terjadi kala fajar.

TAHAP PEMECAHAN MASALAH

Dalam memecahkan masalah kita berpegangan pada tiga jenis usaha yang harus dilakukan oleh pimpinan yaitu usaha persiapan, usaha definisi, dan usaha solusi/pemecahan.
§  Usaha persiapan, mempersiapkan pimpinan untuk memecahkan masa-lah dengan menyediakan orientasi sistem. Tiga langkah persiapan ti-dak harus dilaksanakan secara berurutan, karena ketiganya bersama-sama menghasilkan kerangka pikir yang diinginkan untuk mengenai masalah. Ketiga masalah itu terdiri dari:
a) Memandang organisasi sebagai suatu sistem
b) Mengenal sistem lingkungan
c) Mengidentifikasikan subsistem-subsistem organisasi

§  Usaha definisi, mencakup mengidentifikasikan masalah untuk dipecah-kan dan kemudian memahaminya. Usaha definisi mencakup pertama-tama menyadari bahwa suatu masalah ada atau akan ada (identifikasi masalah) dan kemudian cukup mempelajarinya untuk mencari solusi (pemahaman masalah). Usaha definisi mencakup dua langkah yaitu :
a) Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
b) Menganalisis bagian-bagian sistem dalam sustu urutan tertentu

§  Usaha solusi, mencakup mengidentifikasikan berbagai solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih salah satu yang tampaknya terbaik, mene-rapkan solusi itu dan membuat tindak lanjutnya untuk menyakinkan bahwa masalah itu terpecahkan. Usaha pemecahan meliputi pertim-bangan berbagai alternatif yang layak (feasible), pemilihan alternatif terbaik, dan penerapannya.

Para pemimpin suatu organisasi umumnya memiliki gaya pemeca-han masalah yang unik. Gaya mereka mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah, mengumpulkan informasi, dan meng-gunakan informasi.

·      Merasakan masalah
Pimpinan dapat dibagi  dalam tiga kategori dasar dalam hal gaya merasakan masalah (problem solving styles), yaitu bagaimana mereka menghadapi masalah.
·      Penghindar masalah (problem avoider)
Pemimpin kelompok ini mengambil sikap positif dan menganggap bah-wa semua baik-baik saja. Ia berusaha menghalangi kemungkinan masa-lah dengan mengabaikan informasi atau menghindarinya sepanjang pe-rencanaan.
·      Pemecah masalah (problem solver)
Pemimpin jenis ini tidak mencari masalah, tetapi juga tidak menghin-darinya. Jika timbal statu masalah, maka masalahnya akan diselesai-kan.
·      Pencari masalah (problem seeker)
Pemimpin jenis ini biasanya dapat menikmati pemecahan masalah dan selalu mencarinya.


0 comments:

Post a Comment

Member