Terlepas
dari apa pekerjaan kita masing2, kita semua menghabiskan sebagian
besar waktu kita -baik di rumah maupun di tempat kerja untuk memecahkan
masalah. Mayoritas masalah kita biasanya adalah masalah2 kecil,
beberapa adalah masalah besar dan kompleks, yang semua butuh dipecahkan secara
memuaskan. Sebelum kita masuk ke ranah analisa masalah dan solusi, sebaiknya
kita mulai ke perihal yg mendasar dulu tentang apa yg dimaksud dg masalah
Masalah itu sebenarnya apa ?
Salah satu
prinsip produktif yg dianut oleh para pemikir kreatif adalah bahwa (hampir)
setiap pertanyaan mustinya punya lebih dari satu jawaban benar dan setiap
masalah juga mustinya punya lebih dari satu solusi. Oleh karena itu, kita akan
melihat lebih dari satu definisi tentang apa itu masalah.
1. Masalah
adalah sebuah kesempatan untuk berkembang.
Sebuah masalah bisa merupakan sebuah tendangan peluang, kesempatan untuk keluar dari stagnan, kebosanan atau status quo serta apapun yg dimaksudkan untuk membuat suatu kondisi jadi lebih baik. Perlu kita catat baik-baik bahwa yg disebut masalah itu tidaklah harus merupakan akibat dari kejadian buruk atau faktor eksternal. Setiap pencerahan baru di mana Anda melihat peluang pengembangan atau perbaikan akan menjadi “masalah” bagi Anda untuk dipecahkan. Inilah kenapa kebanyakan para pemikir kreatif adalah para “pencari masalah” dan bukannya “penghindar dari masalah.”
Sebuah masalah bisa merupakan sebuah tendangan peluang, kesempatan untuk keluar dari stagnan, kebosanan atau status quo serta apapun yg dimaksudkan untuk membuat suatu kondisi jadi lebih baik. Perlu kita catat baik-baik bahwa yg disebut masalah itu tidaklah harus merupakan akibat dari kejadian buruk atau faktor eksternal. Setiap pencerahan baru di mana Anda melihat peluang pengembangan atau perbaikan akan menjadi “masalah” bagi Anda untuk dipecahkan. Inilah kenapa kebanyakan para pemikir kreatif adalah para “pencari masalah” dan bukannya “penghindar dari masalah.”
Mengembangkan
mentalitas positif terhadap masalah bisa membuat kita jadi lebih bahagia,
waras, dan juga percaya diri. Maka latihlah sikap mental antusias dan
bersemangat dalam menghadapi masalah dg adanya ruang pengembangan yg bisa Anda
temukan, dan Anda pasti akan merasa puas dg hasil yg didapat dari mentalitas
positif ini.
2. Masalah adalah perbedaan antara kondisi sekarang dan kondisi yg diharapkan.
Sebuah masalah bisa muncul berkat adanya pengetahuan atau pemikiran baru. Ketika Anda tahu di mana posisi Anda sekarang dan ke mana Anda hendak menuju, maka Anda sudah punya sebuah masalah terkait bagaimana agar Anda bisa sampai pada tujuan yg Anda harapkan. Bentuk pemecahannya sendiri bisa dan sebaiknya dibikin menyenangkan dan seru dengan beragam jalur solusi yg bisa Anda pilih di sana. Yg jelas, ketika Anda sudah bisa mengidentifikasi adanya beda antara apa2 yg Anda punya dan apa2 yg Anda sebenarnya inginkan, maka Anda berarti sudah bisa mendefinisikan masalah dan juga telah punya arahan untuk meraih sasaran Anda.
2. Masalah adalah perbedaan antara kondisi sekarang dan kondisi yg diharapkan.
Sebuah masalah bisa muncul berkat adanya pengetahuan atau pemikiran baru. Ketika Anda tahu di mana posisi Anda sekarang dan ke mana Anda hendak menuju, maka Anda sudah punya sebuah masalah terkait bagaimana agar Anda bisa sampai pada tujuan yg Anda harapkan. Bentuk pemecahannya sendiri bisa dan sebaiknya dibikin menyenangkan dan seru dengan beragam jalur solusi yg bisa Anda pilih di sana. Yg jelas, ketika Anda sudah bisa mengidentifikasi adanya beda antara apa2 yg Anda punya dan apa2 yg Anda sebenarnya inginkan, maka Anda berarti sudah bisa mendefinisikan masalah dan juga telah punya arahan untuk meraih sasaran Anda.
3. Masalah
adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yg sekarang terjadi belumlah sempurna
dan keyakinan bahwa masa depan bisa dibuat jadi lebih baik.
Bukankah menarik bila apa yg dinamakan “harapan” ternyata bisa melahirkan “masalah”. Keyakinan bahwa harapan Anda bisa tercapai akan membuat Anda memiliki sasaran untuk masa depan yg lebih baik. Harapan Anda membuat diri Anda merasa tertantang, dan tantangan semacam ini juga layak juga disebut sebagai masalah.
Bukankah menarik bila apa yg dinamakan “harapan” ternyata bisa melahirkan “masalah”. Keyakinan bahwa harapan Anda bisa tercapai akan membuat Anda memiliki sasaran untuk masa depan yg lebih baik. Harapan Anda membuat diri Anda merasa tertantang, dan tantangan semacam ini juga layak juga disebut sebagai masalah.
Pentingnya Sasaran dalam Pemecahan Masalah
Begitu Anda
membaca definisi tentang masalah di atas, Anda telah mencermati bahwa di sana
selalu terdapat istilah sasaran dan kondisi yg diinginkan. Jadi yg namanya
pemecahan masalah memang mengarah pada pemikiran akan sasaran (goal) dan
harapan ideal. Ketika sebuah sasaran telah terpenuhi, maka masalah yang
bersangkutan bisa dihukumi beres bila sasaran itu memang telah cukup layak
untuk memecahkan masalah itu.
Cara lain
untuk memikirkan hal ini adalah dg menyadari bahwa sasaran atau kondisi ideal
menentukan seberapanya sesuatu dibilang sebagai masalah sih, atau bahkan untuk
mengatakan tentang sebenarnya masalahnya ada atau tidak.
Contoh: Anda
memesan mie goreng dg layanan antar. Ternyata pas mie gorengnya sudah sampe di
rumah, dia sudah keburu dingin. Ya emang rumah Anda jauh dari restaurant mie
nya. Jika kondisi ideal Anda adalah untuk menyantap mie goreng panas, maka Anda
boleh disebut punya masalah, entah Anda mendefinisikannya sbg bagaimana agar
mie-goreng bisa tetap hangat meski melewati jarak antar yg lumayan jauh ataukah
terkait bagaimana Anda bisa memanaskannya kembali, atau mungkin yg lain. Yg
jelas itu adalah masalah. Namun di sisi lain, bila Anda inginnya mie-goreng yg
normal, maka Anda pun bisa dibilang tak punya masalah. Jika kemudian teman Anda
ingin mencicipi mie goreng Anda sementara Anda ndak punya pemanas dalam bentuk
apapun, maka itu masalah. Tapi jika teman Anda tidak keberatan makan mie goreng
dingin, maka Anda pun tak punya masalah.
Contoh di
atas menunjukkan bahwa sasaran seseorang harus diukur dan dibandingkan dg
kondisi realitas yg ada untuk menentukan apakah masalah itu sebenarnya ada dan
sampai sejauh mana tingkat keparahan dari masalah itu. Banyak orang yg tidak
mengambil cukup waktu untuk memikirkan sasaran mereka sebenarnya, namun
langsung saja terjun pecahkan masalah. Hal ini membuat mereka jadi tidak benar2
paham ttg masalah mereka yg sesungguhnya.
Jika Anda
tidak tahu ke mana hendak menuju, maka bisa-bisa Anda akan sampai di sembarang
tempat.
Salah satu
kebenaran lain yg bisa ditarik dari pemahaman akan sasaran ini adalah bahwa
bentuk masalah Anda akan berubah jika Anda merubah sasaran Anda. Dan memang
bukanlah masalah untuk mengubah sasaran seiring dg informasi baru yg diterima
dan juga semakin lebih bijaksana nya kita. Beberapa sasaran malah bisa berubah
secara drastis 180 derajat. Tidak apa-apa, yang penting begitu sasaran Anda
berubah, maka masalah Anda pun perlu didefinisikan kembali.
Ada 5 langkah, yakni :
1. Problem Identification
Ketika kita menemukan sebuah masalah. Baik itu masalah teknis atau kehidupan sehari-hari karena pada umunya semua masalah memiliki kronologis jalan keluar yang hamper sama. Sebagai contohnya karena saya akan menghadapi UTS tanggal 28 besok dan belum benar-benar siap, serta diperparah sekarang bulan puasa maka ini bisa dijadikan contoh masalah.
2. Synthesis
Sebuah gagasan awal secara keseluruhan untuk memecahkan masalah. Langkah selanjutnya masalah di atas adalah saya harus berusaha lebih keras untuk mengejar ketertinggalan dan tidak menganut sistem belajar kebut semalam.
3. Analysis
Kalau di buku Holtzapple Reece dijelaskan bahwa pada langkah ini kuncinya adalah mengubah masalah fisika menjadi model matematikanya. Karena saya sudah terlanjur memberi contoh masalah kehidupan nyata maka jika ditinjau dari langkah ini maka saya harus menentukan langkah riil step by step, misalnya belajar terorganisasi atau berurutan dan berkelanjutan.
4. Application
Langkah application di sini kita melaksanakan semua gagasan dan langkah-langkah yang kita rencanakan sebelumnya.
5. Comprehension
Di langkah ini kita menggunakan teori yang sudah ada. Untuk kasus yang telah saya contohkan teori yang ada adalah mitos kalau belajar sebelum tidur itu baik dan jauh lebih baik belajar pada saat shubuh atau fajar. Di jelaskan dalam buku Misteri Shalat Shubuh bahwa banyak keajaiban atau mukjizat yang terjadi kala fajar.
1. Problem Identification
Ketika kita menemukan sebuah masalah. Baik itu masalah teknis atau kehidupan sehari-hari karena pada umunya semua masalah memiliki kronologis jalan keluar yang hamper sama. Sebagai contohnya karena saya akan menghadapi UTS tanggal 28 besok dan belum benar-benar siap, serta diperparah sekarang bulan puasa maka ini bisa dijadikan contoh masalah.
2. Synthesis
Sebuah gagasan awal secara keseluruhan untuk memecahkan masalah. Langkah selanjutnya masalah di atas adalah saya harus berusaha lebih keras untuk mengejar ketertinggalan dan tidak menganut sistem belajar kebut semalam.
3. Analysis
Kalau di buku Holtzapple Reece dijelaskan bahwa pada langkah ini kuncinya adalah mengubah masalah fisika menjadi model matematikanya. Karena saya sudah terlanjur memberi contoh masalah kehidupan nyata maka jika ditinjau dari langkah ini maka saya harus menentukan langkah riil step by step, misalnya belajar terorganisasi atau berurutan dan berkelanjutan.
4. Application
Langkah application di sini kita melaksanakan semua gagasan dan langkah-langkah yang kita rencanakan sebelumnya.
5. Comprehension
Di langkah ini kita menggunakan teori yang sudah ada. Untuk kasus yang telah saya contohkan teori yang ada adalah mitos kalau belajar sebelum tidur itu baik dan jauh lebih baik belajar pada saat shubuh atau fajar. Di jelaskan dalam buku Misteri Shalat Shubuh bahwa banyak keajaiban atau mukjizat yang terjadi kala fajar.
TAHAP PEMECAHAN MASALAH
Dalam memecahkan
masalah kita berpegangan pada tiga jenis usaha yang harus dilakukan oleh
pimpinan yaitu usaha persiapan, usaha definisi, dan usaha solusi/pemecahan.
§ Usaha persiapan, mempersiapkan
pimpinan untuk memecahkan masa-lah dengan menyediakan orientasi sistem. Tiga
langkah persiapan ti-dak harus dilaksanakan secara berurutan, karena ketiganya
bersama-sama menghasilkan kerangka pikir yang diinginkan untuk mengenai
masalah. Ketiga masalah itu terdiri dari:
a) Memandang organisasi sebagai suatu sistem
b) Mengenal sistem lingkungan
c) Mengidentifikasikan subsistem-subsistem organisasi
§ Usaha definisi, mencakup
mengidentifikasikan masalah untuk dipecah-kan dan kemudian memahaminya. Usaha
definisi mencakup pertama-tama menyadari bahwa suatu masalah ada atau akan ada
(identifikasi masalah) dan kemudian cukup mempelajarinya untuk mencari solusi
(pemahaman masalah). Usaha definisi mencakup dua langkah yaitu :
a) Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
b) Menganalisis bagian-bagian sistem dalam sustu
urutan tertentu
§ Usaha solusi, mencakup
mengidentifikasikan berbagai solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih salah
satu yang tampaknya terbaik, mene-rapkan solusi itu dan membuat tindak
lanjutnya untuk menyakinkan bahwa masalah itu terpecahkan. Usaha pemecahan
meliputi pertim-bangan berbagai alternatif yang layak (feasible),
pemilihan alternatif terbaik, dan penerapannya.
Para pemimpin suatu
organisasi umumnya memiliki gaya pemeca-han masalah yang unik. Gaya mereka
mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah, mengumpulkan
informasi, dan meng-gunakan informasi.
·
Merasakan masalah
Pimpinan dapat dibagi dalam tiga kategori dasar
dalam hal gaya merasakan masalah (problem solving styles), yaitu
bagaimana mereka menghadapi masalah.
· Penghindar masalah (problem avoider)
Pemimpin kelompok ini mengambil sikap positif dan menganggap
bah-wa semua baik-baik saja. Ia berusaha menghalangi kemungkinan masa-lah
dengan mengabaikan informasi atau menghindarinya sepanjang pe-rencanaan.
·
Pemecah masalah
(problem solver)
Pemimpin jenis ini tidak mencari masalah, tetapi juga
tidak menghin-darinya. Jika timbal statu masalah, maka masalahnya akan
diselesai-kan.
· Pencari masalah (problem seeker)
Pemimpin jenis ini
biasanya dapat menikmati pemecahan masalah dan selalu mencarinya.
0 comments:
Post a Comment